ASRAMA PUTRI PESANTREN AL MAKMUR TUNGKAR DIRESMIKAN
Situjuh,_PAB—Sudah sejak lama Buya
Yarman Nur bercita-cita untuk membangun sebuah lembaga pendidikan di
kampungnya. Walau sudah memiliki tanah yang cukup luas di Nagari Tungkar
Kecamatan Situjuh Kabupaten Lima Puluh Kota, namun ia belum memiliki
modal untuk mendirikan bangunan.
Berkat kerjasama dan semangat gotong
royong masyarakat setempat, pada tanggal 22 Mei 1992 yang bertepatan
dengan 22 Dzulqaidah 1413 H berdirilah Pondok Pesantren Al Makmur
Tungkar di atas tanah wakaf.
Kerjasama dan semangat gotong royong itulah akhirnya hanya dalam tempo
dua bulan sudah selesai dibangun dua unit lokal, yang merupakan cikal
bakal berdirinya Pesantren tersebut.
Kemudian satu persatu berbagai
fasilitas yang dibutuhkan pesantren telah dilengkapi. Namun masih banyak
keinginan dan cita-cita sang buya yang belum tercapai, salah satunya
membangun asrama putra dan putri bagi para santrinya. Sayang Buya Yarman
Nur sudah tiada, sejak tahun 2008 lalu Pesantren Al makmur dipimpin
oleh Syarul Isman, S.Ag yang merupakan alumni pertama pesantren
tersebut.
Kini di tahun 2012, salah satu harapan buya itu telah terwujud, sebuah
bangunan asrama putri telah berdiri megah berkat bantuan dari
Kementerian Agama Republik Indonesia senilai Rp.120 juta. Walau asrama
tersebut baru hanya mampu menampung sebanyak 32 orang santri, namun ini
sudah merupakan kemajuan yang cukup pesat. Sebab setelah dibantu oleh
Kementerian Agama, kemudian juga datang bantuan dengan nilai yang sama
dari para perantau, ditambah lagi bantuan Pemda Lima Puluh Kota senilai
Rp.50 juta.
“Jika buya masih hidup tentu ia sangat gembira dengan berdirinya asrama
putri ini, apalagi yang datang meresmikannya adalah Kepala Kanwil
Kementerian Agama Provinsi Sumatera barat sendiri,” ujar Ketua Yayasan
Pesantren Al Makmur Syarul Isman, dalam rangkaian acara peresmian
tersebut, Jum’at (9/3) di Aula Pesantren Al Makmur Tungkar.
Menurut Syarul yang bertugas di bagian Kesra Pemda setempat itu,
bantuan dari Kemenag RI cair pada tanggal 21 Oktober 2011, kemudian
tanggal 25 Oktober langsung dikerjakan pembangunan dengan cara
swakelola. Bahu membahu bersama wali murid, masyarakat, pihak yayasan
mereka mengerjakan bangunan seluas 13,5 × 7 meter tersebut.
Berkat
bantuan dari perantau dan ditambah dari Pemda tersebut akhirnya tidak
hanya asrama putri yang dapat diselesaikan, tetapi juga bisa untuk
memperbaiki dapur, wc, dan kamar mandi. “Karena masih ada sisa dan
tambahan bantuan kami gunakan untuk perbaikan kantor,” ujarnya.
Sebagai sebuah lembaga pendidikan, Pondok Pesantren Al Makmur Tungkar
juga mengembangkan pendidikan berkarakter yang tengah menjadi sorotan
saat ini. Dengan metode Pesantren Khalafiah, para santri belajar sesuai
dengan kurikulum madrasah, kemudian malam harinya belajar kitab kuning,
baik bidang studi nahu, sharaf, fiqh, tafsir dan yang lainnya.
Untuk menarik minat masyarakat agar bersekolah di Pesantren Al Makmur,
pihak pesantren mencoba mengembangkan berbagai kegiatan ekstra bagi para
santri, seperti melengkapi alat-alat musik.
Menurutnya selagi kegiatan
tersebut tidak melanggar etika dan ketentuan-ketentuan agama, pihak
pesantren tidak melarangnya. Al Makmur saat ini memiliki 30 orang guru, 5
di antaranya berstatus PNS, serta beberapa
orang sudah ternasuk database.
Sementara itu Kakanwil Kemenag Sumbar, Drs. H. Ismail Usman didamping
Kabid Pekapontren, Drs. H. Haryadi. Z, MA mengatakan Pesantren Al Makmur
Tungkar sudah mampu memaksimalkan penggunaan dana bantuan yang telah
diberikan. “Jika bantuan dikelola secara baik dan benar, insya Allah
Kementerian Agama akan terus mengusahakan untuk memberikan
bantuan-bantuan yang lain.
Semoga asrama putri ini bisa bermanfaat bagi
para santri kita, kemudian jaga dan rawatlah bangunannya agar dapat
bertahan lama. Tetapi jangan lupa segera memberikan laporan
pertanggungjawabannya dilengkapi dengan bukti-bukti kwitansi,” ulasnya.
Hal senada juga disampaikan Camat Situjuh Fitria Fala, S.AP,M.Si,
dengan dilengkapinya berbagai fasilitas pesantren diharapkan Al Makmur
Tungkar menjadi Pesantren favorit, mampu menambah minat belajar para
santri tentunya tetap membangun kerjasama dengan stake holder yang ada
dan pembinaan dan Kementerian Agama. (Alfajri)
Sumber :
http://sumbar.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=90548
Tidak ada komentar:
Posting Komentar